Seiring berjalannya waktu, industri fashion selalu bergerak dinamis. Terdapat tren-tren baru, juga sebagai wadah untuk mengekspresikan diri melalui pakaian. Hal ini membuat industri fashion pun bersifat fleksibel, mencapai titik kebebasan preferensi berpakaian maskulin maupun feminim. Hal ini disebut sebagai genderless atau gender-neutral fashion.
Genderless fashion adalah perkembangan dari mode unisex dan androgini. Mode Unisex adalah pakaian yang dirancang guna dapat digunakan oleh berbagai jenis kelamin, seperti hoodies, blazer, celana jeans, dan T-shirt. yang tergolong sebagai pakaian yang Unisex. dan Androgini adalah pakaian laki-laki yang dapat digunakan oleh perempuan, ataupun sebaliknya.
Keberadaan genderless fashion pun menyingkirkan aturan ataupun norma berpakaian yang kuno, seperti rok hanya untuk perempuan dan kemeja flanel hanya untuk laki-laki. Melalui keberadaan genderless fashion, kepercayaan diri individu untuk mengekspresikan dirinya pun dapat meningkat akibat adanya sikap penerimaan dari masyarakat akan gaya busananya.
Harry Styles adalah salah satu penyanyi yang menerapkan genderless fashion sebagai gaya busananya. Hal ini ditunjukan olehnya pada saat ia bernyanyi, juga photoshoot untuk sebuah majalah.


Source : Instagram.com/Harrystyles
Pada foto pertama, Harry Styles menggunakan blazer berwarna biru muda. Memang blazer menjadi pakaian yang identik dengan laki-laki, namun pemilihan warna eye-catching seperti baby blue jarang menjadi pilihan. Pada foto kedua, Harry Styles mengenakan blazer hitam yang dipadukan dengan gaun berwarna putih. Gaun dianggap sebagai pakaian yang identik dengan perempuan, menyiratkan pernyataan untuk stand out dengan menerapkan genderless fashion.
Style fashion yang genderless pun juga sudah awam di Indonesia. Influencer seperti Jovi Adhiguna, sudah gencar mem-branding dirinya sebagai individu yang mematahkan standar berpakaian berdasarkan gender.


Sumber: Instagram.com/Joviadhiguna
Pada foto pertama, Jovi Adhiguna menggunakan kemeja crop berwarna hitam dan celana jeans yang dipadukan dengan bucket hat, kalung dan sling bag. Penggunaan kemeja crop dan sling bag pun menyiratkan genderless fashion dengan memberikan nilai feminim pada pemaduan busananya. Pada foto kedua, Jovi Adhiguna menggunakan dress yang dipadukan dengan kalung dan sling bag, yang juga memberikan kesan feminim.
Melalui genderless fashion, diharapkan masyarakat dapat menjadi individu yang berani untuk berpakaian sesuai dengan preferensi dan kenyamanannya masing-masing. Di zaman yang modern ini, apapun dapat dicapai dan dilakukan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menemukan preferensi akan gaya busana dan dengan percaya diri menggunakannya.